Yogyakarta | Part 1
Yogyakarta
|
Part 1
Been along time gak ke Yogya.. dan gak kepikiran sebelumnya kami (saya, Ragil dan Maleek) akan ke Yogyakarta di tahun ini (2017). Memang ternyata benar, sesuatu yang dadakan itu biasanya bisa terrealisasi daripada sesuatu yang direncanakan. Meskipun dalam kondisi low budget untuk pergi keluar kota tapi akhirnya kami pergi juga. Dan dengan kebetulan sekali Ragil punya libur selama 3 hari. Jadi liburan sambil jenguk orang tuaku bisa full team.
Kami pergi pakai kereta malam, jam 7 malam. Saya cari tiket kereta di Traveloka karena ada diskon untuk pembelian tiket kereta api 30.000.-/1 nomor orderan. Jadi harga 2 tiket yang sebelumnya 640.000.- setelah potongan dan diskon Traveloka jadi 603.000.- masih cukup fantastis sih.. tapi, kami memang pilih kelas eksekutif untuk perjalanan selama kurang lebih 8 jam itu. Jam 7 malam berangkat dan sampai sekitar jam setengah 4 pagi disana. Dan ini pertama kalinya bawa Maleek pakai kereta dengan lama perjalanan yang lumayan. Untungnyaaa.. kali ini saya pergi dengan suami. Jadi, agak tenang. Hihi..
Sesampainya di Yogya kami dijemput orang tua kami, yang memang sementara ini sedang tinggal disana. Berbulan-bulan gak ketemu rasanya seneng bangeeet...., meskipun pegel dan ngantuk karena hampir subuh kami baru sampai tapi semua terbayar sudah sama ekspresi bahagia dari nenek dan kakeknya Maleek lihat cucu, anak dan menantunya. Priceless....
Kami tinggal di rumah sepupu kami di bilangan Depok, Sleman. Tepatnya di Maguwoharjo. Lumayan memakan waktu hampir 20-25 menit menuju sana dari stasiun tugu Yogyakarta. Karena di jam segitu masih sangat sepi.. perjalanan jadi lebih cepat. Seperti pertama menginjakkan kaki di Bali, di Yogya-pun selalu kasih kesan yang beda selalu menyenangkan. Bukan kali pertama saya ke Yogya kalau gak salah sudah ke 4 kalinya. Dan Yogya sekarang banyak sekali perubahannya daripada Yogya yang dulu-dulu.
Hari pertama di Yogya memang kami sudah pikirkan sebelumnya, kayaknya istirahat dulu sampai siang, karena capek banget meskipun di kereta sebetulnya cuma duduk dan tidur. Tapi bikin pegel dan lelah. Beda banget sama Maleek yang sangking excitednya dia gak kelihatan lelah atau capek. Langsung deh.. orang tuaku dibikin fitness sama Maleek.. haha.
Sementara itu saya tidur sebentar dan Ragil kalau gak salah nemenin Maleek main. Sampai sekitar jam 3 sore baru kami siap-siap untuk pergi. Saya sudah bilang sama orang tua saya, "low cost aja ya jalan-jalannya..karena banyak yang harus dibayar di bulan ini." Haha.. ya begitulah ibu-ibu merangkap bendahara keluarga. Tapi, ternyata di Yogya gak perlu takut gak seru dengan rencana low cost. Karena memang banyak sekali pilihan harga, dari yang termurah sampai termahal. Yang termurah tetep enak dan gak murahan, kalau yang termahal kebetulan saya gak coba haha.
Belum lengkap rasanya ke Yogya gak ke jl. Malioboro. Yang meskipun sudah berkali-kali kesana tapi tetap rasanya ada yang kurang kalau belum kesana. Kami pakai Grab, sekitar 40.000.- an sampai ke Malioboro karena tempat tinggal kami yang cukup jauh dari Malioboro. Gak belanja disana, karena kami sudah tau perbedaan harga belanja di Malioboro dan tempat lainnya. Jadi kami memutuskan untuk sekedar jalan-jalan dan duduk-duduk di sekitaran Malioboro. Surprisingly sangat beda dari terakhir saya kesana.. kalau dulu pedestriannya belum terlalu rapi. Sekarang, pedestrian samping kiri dari jalan utamanya di tata benar-benar nyaman untuk pejalan kaki, dan samping kanannya khusus untuk area shopping. Meksipun di samping kiri masih tetap ada kios pedagang, tapi karena pedestriannya lebar jadi gak mengganggu pejalan kali. Itu weekday, katanya kalau masuk weekend sangat ramai dan crowded.
Setelah jalan kaki disekitaran jalan utama. Kami jalan kaki menuju jalan sosorowijayan atau mereka sebut soswi. Sepanjang jalan soswi itu lengkap, ada hotel dan penginapan berbagai kelas dan tempat makan tentunya. Gak sempat foto, ada satu angkringan di depan jalan soswi dan pangkalan becak. Kalau gak salah ada penginapan yang sempat dijadikan tempat shooting film Ada Apa Dengan Cinta 2 ya.. tempat Rangga menginap. Dan sayangnya lagi kami gak sempat mengabadikan karena rencana jalan ke soswi itu Ragil cari bengkel sepeda onthel (sepeda kumbang) yang jaman dulu ada di jalan soswi itu dan ternyata sekarang sudah diganti jadi tempat makan. Too bad... padahal bengkel sepeda itu sangat berbau heritage. Klasik dan kesannya Yogya banget..
Gak sedih lama-lama karena laper banget, akhirnya kami memutuskan untuk makan disekitar soswi. Di warung makan Nguri-uri, dan belum lengkap ke Yogya kalau gak makan gudeg lengkap dengan kreceknya. Iya, di warung nguri-uri ini memang jual gudeg Yu Djum (gudeg yang cukup ternama untuk turis). Karena temanya low cost, dan memang cocok dengan kantong. Untuk makan 5 orang dewasa dan 1 anak balita kami menghabiskan 109.000.- sajaaaa... OMG!!! Kurang lebih 18.000/orang sudah bisa makan enak di tempat yang nyaman dengan tema Yogyakarta banget.. haha. Oh iya, saya lupa.. bayar segitu sudah termasuk 5 teh tawar panas dan tambahan kerupuk dan juga 1 botol air mineral. Jadi, sebetulnya 1 orang kurang lebih 16.000-17.000 dong ya.. senang ya.. apalagi ibu-ibu macam saya haha.
Selesai makan, kami pulang. Iya, pulang. Belum kepikiran lagi mau kemana karena memang rencananya hari pertama istirahat aja di rumah. Gak perlu bingung, di Yogya sama kayak Bandung. Ada Gojek, Grab dll. Jadi gak perlu repot bawa mobil kemana-mana.
Day 1 di Yogya, done..
Besoknya, lebih seru lagi. Karena kami memutuskan untuk jalan-jalan dari pagi. Oh iya, cuaca di Yogya lagi sangat cerah dan bagus banget. Jam 6 di Yogya mataharinya seperti jam 9 di Bandung. Jadi, kami bangun lebih awal supaya gak terlalu gosong selama jalan-jalan haha..
Destinasi pertama kami, sarapan dekat rumah. Sarapan soto sapi (lupa saya foto). Tempatnya gak fancy, tapi rasa dan harganya jangan tanya ya.. 79.000.- untuk 6 porsi soto, 17 tempe goreng kering, beberapa sate (sate paru, sate telur puyuh), 2 teh manis dan 1 jeruk peras kalau gak salah ada kerupuk juga. Ya bisa dibayangkan ya.. 1 porsi sotonya aja cuma 7000.- tapi gak usah takut. Ini enak banget.. cuma saya lupa namanya.
Setelah sarapan kami menuju pasar Prambanan. Di plataran candi Prambanan. Karena harga yang ditawarkan lumayan jauh dari tempat-tempat hits beli oleh-oleh lainnya. Sekitar 10 menit, karena cukup dekat dari Maguwoharjo. Gak berniat untuk masuk kedalam, tapi kalau gak salah harga tiket perorang weekday itu 25.000.-. Dari pintu keluar kami sudah bisa lihat candi Prambanan, keren.. saya selalu suka. Tapi cuaca sangat terik meskipun gak seramai weekend tapi memang sengaja kami gak masuk kedalam.
Pasar di area Prambanan gak kalah lengkap dari pasar oleh-oleh lainnya. Dari harga 1000 sampai ratusan ribu ada. 1000.- untuk gelang-gelang beads dan gantungan-gantungan kunci. Pokoknya bakalan kalap kalau gak inget budgetnya haha.. setelah dari Prambanan. Kami menuju daerah Kaliurang. Bingung banget pasti karena pengen kesana kesini di Kaliurang. Karena ada banyak tempat makan murah dan fancy disana. Atau mau ngopi di klinik kopi (tempat ngopi Rangga dan Cinta di AADC 2) juga ada.., sayangnya kalau ngopi Maleek gak bisa ikutan ya.., jadi kami pilih The Waroeng Of Raminten. Yang sempat lihat IG Stories saya pasti tahu, tempat yang dibikin sangat Yogyakarta sekali. Dilengkapi dengan becak dan gambar-gambar sultan semua ornamen-ornamennya sangat Jawa sekali..
Karena masih kenyang, kami akhirnya cuma minum-minum aja disana. Dan surprisingly lagiii.. harganya murah, tempatnya bagus. Murah versi saya, saya sempat foto 2 lembar menunya. Supaya teman-teman tahu semurah apa sih haha..
Raminten ini kayaknya must try banget di versi saya. Karena siapa yang gak tahu? Oh iya, Raminten ada beberapa kalau gak salah. Dan tempatnya selalu ramai, bahkan biasanya harus sampai waiting list. Kami pilih di Kaliurang karena lebih sepi dari yang lainnya. Se-sepi-sepinya kami sudah gak bisa pilih tempat duduk. Karena beberapa meja sudah di reserved, katanya. Billingnya sekitar 100.000.- untuk minum 6 orang, jadi saya bilang ini sangat bersahabat untuk nongkrong-nongkrong kalau bingung kemana-mana di Yogya.
The Waroeng of Raminten Kaliurang ini dilengkapi dengan toko souvenir khas Yogya dan toko batik Yogya. Cuma bedanya kita gak bisa tawar, karena harga sudah di bandrol masing-masing per-item.
1 jam setengah kami disana. Sebelum melanjutkan perjalanan kami memang masuk ke toko batik dan souvenirnya dulu. Gak belanja, supaya gak penasaran aja.. haha.
Selanjutnya saya bahas di Yogyakarta part 2 ya.. supaya bacanya gak boring.. hehe.
Comments
Post a Comment