Nandisa | Ragil

AKHIRNYA
MENIKAH


5 tahun pacaran, menuju 5 tahun pernikahan. Dari 2008 sampai 2017 barengan.

Memang sebaiknya tidak membandingkan masa-masa pacaran dengan masa-masa menikah. Kenapa? Karena dari mulai detail statusnya aja udah beda, udah berubah.

Masa pacaran itu, masa-masa fake haha. Iya, masa-masa ingin selalu memberikan yang terbaik tanpa ina inu. Masa-masa saling mencari, masa-masa penuh perjuangan untuk mendapatkan. Masa-masa mengenal dan masa-masa pengen ketemu terus. Sebenarnya di dalam pernikahan juga masih ada. Yang gak ada mungkin digantikan hal baru.

Manis pacaran dengan manis menikah itu beda.. ini yang gak boleh dibandingkan. Karena cuma dapat kecewa aja kalau berani banding-bandingkan. Kondisinya aja udah pasti beda. Ya kan?

5 tahun pacaran, hampir 2 tahun LDR (long distance relationship). Karena Ragil masih kerja di cruiseship waktu itu, LDR 9 bulan, 2 bulan dia turun kapal. 2 bulan pacaran (face to face haha..) 2 bulan dipotong dengan kesibukan kuliah saya, acara keluarga dll. Survived! Meskipun 9 bulan cuma bisa pacaran lewat telefon, sms, yahoo messanger. (Karena belum ada whatsapp, bbm, skype dll.) Kerjaan saya, anter jemput dia ke bandara. Dan sebaliknya selama 2 bulan kerjaan Ragil anter jemput saya kuliah (meskipun gak setiap hari).

Berat banget...! Karena perbedaan waktu, disini pagi, disana malam. 1 hari lebih cepat di Indonesia. Sms atau telefon kalau dia dapet waktu break aja.., giliran dapet telefon, saya lagi sibuk presentasi di kelas haha. Atau malah, pas ulang tahun Ragil orang yang paling terakhir kasih ucapan selamat. Tapi... giliran pulang ke Indonesia, happynya bukan main.., campur aduk. Karena 1 hari sesampainya dia itu berarti kami hitung mundur lagi ke tanggal keberangkatan dia. Sampai akhirnya...... dia memutuskan untuk kerja di darat (di Indonesia). Kami memulai kebiasaan kami dari nol lagi, semua di adaptasi lagi. Sering ribut karena terlalu sering ketemu haha. Teknologi juga makin canggih, mulai muncul bbm kalau gak salah. Jadi, makin sering ketemu makin tambah sering komunikasi. Makin-makin aja tuh kan Haha..

Kami manusia tanpa rencana (Ragil nyebutnya kayak gitu), kami sama-sama cancerian, dengan shio yang sama shio macan. Sama-sama plin plan, sama-sama "let it flow" dan sama-sama keras kepala. Lahir beda 2 minggu lebih cepat saya. Iya, dia brondong saya hahaha. Kadang kami lebih seperti sahabat yang terlalu dekat, kadang kayak adik kakak. Sama-sama nyebelin, sama-sama sensitif dan masih banyak yang sama-samanya itu.


Kenapa menikah dengan orang yang banyak kesamaan?

Saya menikah dengan orang yang mampu menghadapi saya 5 tahun terakhir sih lebih tepatnya.., karena pacaran itu 2 tahun biasanya fake, 3 tahun dan seterusnya sudah mulai kembali jadi diri sendiri. Setiap pasangan pasti punya kekurangan kelebihan, manis dan pahitnya masing-masing. Cara bahagianya aja beda, cara sedihnya juga beda. Sepasang itu berarti ada 2. Keduanya itu orang lain yang awalnya gak saling kenal kemudian berusaha untuk jadi 1. Dan itu gak mudah, sama sekali gak mudah. Seperti sudah punya rumus masing-masing. Watak A kalau ketemu watak B akan menghasilkan XYZ. Atau watak A ketemu watak C akan jadi MNO dst. Jadi saya yakin setiap pasangan punya masalah sendiri-sendiri. Kalau sudah punya keyakinan kayak gitu, pasti jadi males cari yang lain. Karena sama aja. Bedanya sedikit, bedanya cuma di mudah menyerah atau pantang menyerah.

Pacaran 5 tahun kan gak sebentar, kami juga mengalami pasang surut (yakaliii aer laut haha) iya, gak manis terus. Kadang biasa aja, kadang pahit banget. Ada yang selesai dengan diskusi berat, berdebat panas atau malah minta "udahan" aja. Kebayang gak kalau ketemu orang baru? Watak baru? Rumus baru? Yakin dapet lebih? Gak ada yang selalu cocok. Sama adik kandung aja ada kemungkinan berantem. Apalagi ini sama orang lain?

Mungkin aja sih untuk ganti, untuk udahan. Tapi ya itu dia.. im not good enough at takin a risk. Haha.. Ragil juga gitu sih kayaknya hahahah.

Cocok itu karena hasil adaptasi sifat dan kebiasaannya bagus. Tapi kan gak selalu gitu dikenyataannya. Dan untuk mencapai hasil yang bagus itu SANGAT GAK GAMPANG...

Gak tahu ya.. kapan memutuskan untuk "oke gue sudah harus lebih serius untuk menikah.." kami manusia tanpa rencana itu karena takut banyak rencana tapi saat eksekusi malah gagal total. Kecewa, patah hati. Bukan pengambil resiko yang handal haha..

Pernah sih kepikiran untuk nikah di umur berapa. Tapi gak memaksakan diri, karena semua harus dirasakan sendiri. Menikah kan bukan soal tampan, romantis, manis belaka. Tapi, soal kemampuan untuk menuju satu alasan. *ini catatan untuk yang baru mau menikah* hahaha..

Dulu ngalamin yang namanya mau ketemu pacar harus sisir rambut sampai licin gak nyangkut di sisir. Wangi, rapi. Tapi, nanti udah satu rumah setiap hari ketemu apa sebelum suamimu bangun kamu harus make-up an dulu, catok rambut dan membuang semua piyama ternyamanmu? Saya sih enggak mau. Ribet banget itu..

5 tahun pacaran kayaknya cukup buat kami untuk menikah. Modalnya besar, 60 bulan. Bukan bulannya doang tapi beserta isinya hahaha.. beserta rumitnya sifat cewek yang ketemu dengan to the pointnya sifat cowok. Masih inget kok meskipun itu sekitar 4 tahun yang lalu.


Dan sampai akhirnya kami menikah di pertengahan tahun 2013. Ya karena modal pacarannya gede, 60 bulan. Jadi sebenernya kayak tinggal nerusin aja. Gak begitu banyak yang berubah dibeberapa poin tapi banyak juga hal-hal baru dibeberapa poin lainnya. Adaptasi lagi dong pasti...

Hari pertama aja kami sibuk rebutan bagian tempat tidur kanan atau kiri. Karena ternyata kami punya kebiasaan tidur di bagian kiri tempat tidur. Hahaha.. tempat tidur lebih sempit karena dulu tidur sendiri jadi tidur berdua. Kebiasaan Ragil lupa jemur handuk dan kebiasaan saya yang punya kamar rapi, bersih, wangi dengan sprei yang membentang tanpa kerutan. Iniii... persoalan kebiasaan tadi, ini masih yang kecil-kecil. Yang besar-besar dan sifatnya serius juga banyak. Dulu, kalau pacaran sekalinya berantem mau gak mau disudahi karena harus pulang ke rumah masing-masing. Menikah itu beda.. berantem paling gak enak. Kalau gak cepat diselesaikan nanti ketemu di meja makan, ketemu di dapur, ketemu di satu tempat tidur. Bisa bayanginnya? Hahaha. Ketemu di dalam satu atap dan satu bangunan.

Menikah itu bagi kami saling menulari. Saya banyak ketularan Ragil dan begitu sebaliknya. Saya yang punya kebiasaan bangun tidur pagi harus langsung rapiin tempat tidur udah gak bisa, karena masih ada yang tidur. Ragil lebih suka makanan rumah, saya gak bisa masak. Saya sebagai bendahara umum dan menteri keuangan pasti harus bisa masak. Karena budget untuk order makanan dari luar itu sungguh boros hahah. Modal paling murah adalah belajar masak. Selama ada niat dan willingly itu sangat akan gampang belajar masak. Dan ini sudah terrealisasi. Kebiasaan baik dan kebiasaan buruk kami akhirnya menular. Lama-lama kami terbiasa, dibawa santai dan happy aja. Ok.. passed.

Menikah itu membuat peraturan baru, dibuat dengan kesadaran bersama-sama tentunya. Karena menikah itu bukan soal menemukan tepi. Tapi, mengarungi bersama. Seumur hidup kita akan ketemu dengan 1 orang itu-itu aja. Kebayang? Hahaha...

Peraturan barunya; saling membantu, saling bekerja sama, saling memaklumi atau saling mengalah. Berat, kadang peraturannya dilanggar. Timbul masalah, kondisinya lagi gak bagus untuk berdiskusi akhirnya jadi berdebat. Kadang hal kecil jadi sangat besar atau hal besar jadi sangat kecil. Muncul watak masing-masing dengan rumus semula. Ini yang unexpected banget.. dan hampir menjadi mudah menyerah. Saya gak bisa mengatakan hal manis dari pernikahan ya.. karena pada dasarnya setiap orang punya manisnya masing-masing. Manis ditambah manis hasilnya diabetes hahaha..

Justru menurut saya, setiap kualitas pasangan bisa dilihat dari gimana cara mereka mengatasi masalah. Mengatasi masalah bersama atau masalah masing-masing. Ujiannya bukan cuma dari 2 orang suami istri aja.. dari orang lain di tempat kerja misalnya. Bukan orang ketiga, tapi, misalnya Ragil lagi kesel sama seorang di tempat kerjanya. Pulang kerumah dengan air muka yang gak happy, disini saya banyak sekali adaptasi untuk menerima masalah lain dari luar. Atau mungkin Ragil pulang ke rumah dengan bahagia, malah saya yang punya masalah. Sama aja, Ragil harus menerima masalah lain selain dari kami berdua.

Saya pernah bilang, cewek itu rumit. Lebih rumit dari kabel dibelakang TV. Dan cowok itu lurus, cuek dan kadang gak pakai hati. Mereka itu logis banget. Sementara cewek itu apa-apa pakai hati dan perasaan. Mudah menangis dan mudah tersinggung. Iya lho ini... haha. Bukan cewek doang yang ribet karena ekspektasi gak sesuai dengan kenyataan. Tapi cowok juga..

Suami istri ketemu setiap hari dan gak tahu sampai kapan. Kalau jaman pacaran harus nunggu lama untuk ketemu, sejak menikah harus ketemu setiap hari. Peraturan-peraturan tadi kalau gak dilanggar pasti akan menyenangkan. Saya yakin sih, semua orang maunya happy-happy aja. Tapi banyak hal gak terduga. Ya kan?

Kan bener ya, jangan berani banding-bandingkan masa-masa pacaran dan menikah. Karena banyak hal yang bertambah juga.

Lama-lama jadi best of the best- best friend. Orang yang jadi tempat pertama saya cerita ya Ragil. Mungkin dia juga begitu. Dari gosip receh, ngomongin orang, ngomentarin orang lewat depan mata. Haha.. Ragil sahabat saya ber-rumpi rempong, saling setuju dan saling tidak setuju. Saling mengikuti langkah yang diambil, saling support dan saling mendoakan.

Lucu, pernah beli sabun mandi biasanya dengan merek tertentu tapi karena merek A lagi discount saya ambil yang discount. Ragil setuju-setuju aja.. tapi sedih banget, pas dipakai Ragil malah gatal-gatal dan saya merasa bersalah sekali. Hanya karena discount. Haha... sempat mengalah juga, kangen sekali karena kesibukan kerja Ragil dan sampai di hari libur dia lebih memilih nonton Persib ke stadion. Dan pernah sedih juga, kami terpisah 1 bulan, saya pulang ke Ciamis dan dia pulang ke Cimahi karena kami belum dapat tempat tinggal baru.

Kalau yang manis, apa ya?

Banyak.., dia yang selalu belikan saya air kelapa untuk kesehatan kehamilan saya. Sering bikinin susu untuk kehamilan saya. Dia yang berusaha untuk cari kue ulang tahun (harus dari orang yang ulang tahun) demi ngidam saya ketika hamil. Dan dia orang yang selalu ada di dekat saya dari mulai pecah ketuban dan sampai akhirnya Maleek lahir. Dan dia yang menggantikan saya menangani Maleek ketika saya masih harus banyak diam sehabis operasi caesar. Banyak sekali dan gak mungkin diceritain satu-satu.

Pengen deh tanya Ragil, saya ada manis-manisnya gak ? Hahaha..

Balik lagi ke poin atas "setiap orang punya sifat dasar yang manis.."

Oh ia..

Banyak gak sih yang masih sibuk liatin rumput tetangga? Hehe..

Jangan, jangan terlalu sibuk merhatiin rumput tetangga. Karena kasihan rumput di rumah sendiri lebih butuh banyak perhatian dari penghuninya. Setiap pasangan yang berumah tangga itu masing-masing punya plus minus. Yang kamu gak lihat dari tetangga kamu kan banyak. Mungkin mereka lebih banyak berjuang supaya rumputnya tetap hijau. Daripada cuma sekedar merhatiin rumput di rumah kamu.

One thing, saya selalu senang share soal kebahagiaan daripada kesedihan atau masalah. Mungkin banyak orang yang sama dengan saya. Itu yang mereka tahu, yang kita share. Yang tidak kita share berarti yang mereka tidak tahu. Karena banyak sekali kasus istri menuntut suami supaya seperti suami si A. Banyak suami yang menuntut istrinya supaya seperti istrinya si B. Useless...

Satu hari akan menjadi orang lain. Belum tentu keesokan harinya. Jangan pernah menuntut apa yang membuat pasangan menjadi tidak nyaman. Beri ruang untuk menjadi menyenangkan dan menyebalkan dengan versi masing-masing.

Sengaja saya tidak ceritakan Maleek disini. Karena kami butuh ruang untuk berdua saja kadang-kadang. Jangan membangun rumah tangga yang menjenuhkan, pacaran halal. Gitu aja.. jangan terpaku karena sudah dipanggil bu Ragil lantas saya jadi ibu-ibu banget? Not me, not my type. Saya lihat Ragil juga gak bapak-bapak banget. Meskipun kami sudah menjadi seorang ibu dan bapak. Tapi kami nyaman untuk tidak terlalu terburu-buru menjadi "kolot".. hehe.

Seperti soal pergi dan punya acara sendiri-sendiri. Kami gak susah untuk saling membolehkan punya kegiatan masing-masing. Kayak persoalan lebaran dimana? Dirumah siapa duluan? Jenguk orang tua harus formasi lengkap atau enggak? Itu gak diambil rumit. Santai aja.. selama sama-sama nyaman dan tahu diri hehe. Seru sih, karena banyak juga pasangan lainnya yang kemana-mana harus dengan formasi lengkap. Dan itu gak salah. Sama sekali gak salah. Seru dijalannya masing-masing aja.

Karena apa? Karena menikah juga memperluas keluarga. Kami punya keluarga besar sangat besar. Ketika yang satu tidak bisa hadir yang satu mewakili. Karena sadar, Ragil punya kesibukan yang lumayan. Termasuk saat harus mudik atau sekedar rutin menjenguk orang tua.

Tidak ada kesimpulan untuk pernikahan. Setiap hari, minggu, bulan dan tahun banyak yang berubah banyak yang bertambah. Jadi diri sendiri udah paling keren. Tapi, jangan lupa juga untuk menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Jangan lupa kerjasama yang baik. (Iniiiii poin paling susah) paling tidak ada kesadaran dan kemauan masing-masing.


Banyak hal kecil yang impact-nya besar. Kayak ; kasih message "jangan telat makan ya.." atau sekedar bilang "good night, love you" atau pelukan kecil sebelum tidur dan cerita-cerita kecil sebelum tidur. Ini penting. Kayak dessert lupa dikasih garnish kalau sampai gak disempetin.. haha. Iya, dessert itu udah manis, tapi kalau cuma "plek" potongan kue itu rasanya ada yang kurang. Hal-hal kecil kayak tadi itu dianggap sebagai pelengkap dan penambah manis hubungan menurut saya. Selain itu saya dan Ragil berusaha untuk memberi contoh baik untuk Maleek.

Panjang banget....... hahaha. Harus ada part 2 gak sih menurut kalian? (Tulis di kolom komen ya..)

Terima kasih banyak sudah tidak bosan-bosannya baca virtual diary saya..

Saya yakin.. menikah tidak menikah akan bahagia-bahagia aja. Tapi masa sih kamu bikin kopi sendiri melulu? Emang gak mau ada yang tawarin kamu untuk ngebikinin kopi? Haha. Minum kopi bikinan sendiri enak-enak aja. Yang gak enak itu minum kopi bikinan sendiri tapi pas ngelirik kesebelah, cuma ada pot kembang. Haha...

Thanks for reading... have a lovely day with the loved one.







Comments