Saya & Maleek #1
Saya & Maleek
#1
Kemarin, saya sedikit hilang kesabaran dan sedikit emosian. Karena sepertinya saya jenuh dengan aktifitas di rumah dan sedikit kelelahan. Enggak tau kenapa juga saya merasa Maleek lagi susah dikasih tahu (anak kecil semua seperti itu). Tapi, kemarin Maleek agak gak "biasa" benar-benar banyak permintaan saya yang gak dia gubris. Bahkan apa yang saya minta malah dilakukan sebaliknya.
Saya pernah bilang ke Ragil, banyak orang menganggap ibu itu angel. Jadi sepertinya ketika ibu emosi, kelelahan atau sakit. Banyak orang yang beranggapan "itu sudah menjadi bagian seorang ibu..jadi terimalah.." mungkin yaa.. lalu saya tambah di akhir ungkapan saya "ibu juga manusia..". Ketika emosi, ya karena memang kadang ia kelelahan lalu lupa bersabar. Ketika sakit, ya karena semua manusia bisa sakit. Ketika kelelahan, coba deh 1×24jam× 42 bulan (usia Maleek) jarang banget gak ketemu anak seharian. Pernah, tapi itu dulu sekali. Dan bagi saya enggak masalah. Kadang-kadang ibu butuh "memanusiakan" dirinya sendiri.
Balik lagi, iyaa.. kemarin luar biasa sekali. Semua mainan dibiarkan berantakan, beberapa kali saya kena "jebakan". Iya mainan kecil-kecil yang keinjak itu sakit banget. Ditambah lagi Maleek susah diajak kompromi bahkan negosiasi. Jawabannya selalu ngeles.. "gak bu, Maleek masih main." Atau ; "gak bu, Maleek gak ngantuk." Yang pada akhirnya jam tidur siangnya molor sampai sore sampai Ragil pulang kerja.
Pekerjaan Ibu rumahan seperti saya tidak tok hanya merawat, menjaga, mengasuh dan membimbing anak. Tapi juga dengan setumpuk pekerjaan rumah lainnya. Meskipun saya punya prinsip, anak harus diutamakan. Tapi, kalau piring semua kotor kami makan tidak akan pakai piring. Lalu, kalau baju semua kotor kami pakai baju kotor? Lalu gatal-gatal, sakit dan panjang ceritanya.. haha.
Jadi, segala perasaan dan aktifitas yang dikerjakan itu berkumpul. Dari sisi "bekerja" saya bisa kerjakan semuanya. Tapi dari sisi "mental" saya ternyata kelelahan dan akhirnya sedikit terpancing emosi. Sudah 42 bulan saya masih kesulitan untuk handle perasaan kayak gitu. Sampai saya merasa "seneng banget udah malem.. akhirnya saya bisa istirahat dan me time" (jangan pernah berekspektasi sama anak) tidak di kenyataannya, Maleek minta bolak-balik ke kamar mandi (karena dia sedang toilet training) lalu ada saja keinginannya ketika dia lihat saya siap-siap tidur. Luar biasa...haha
Saya sengaja gak minta gantian sama Ragil. Karena dia besok shift jam 4 pagi. Dia lebih butuh tidur cukup daripada saya. Lain cerita mungkin kalau Ragil besok libur. Pasti saya udah minta dia gantian jaga Maleek.
Hari ini, saya bangun jam 5 pagi. Karena saya HARUS me time! Haha.. iya, siapa lagi yang tau kebutuhan diri sendiri selain diri sendiri? Akhirnya bisaaa.. saya nulis ini dan semoga gak ketumpuk jadi draft haha. Ini tersimple dari me time- me time tersulit seorang ibu (ke salon, ngopi di coffee shop, baca buku, pergi sama teman-teman tanpa anak). Resiko saya memang, karena saya gak mau pakai asisten untuk beres-beres rumah. Jadi memang saya yang ambil alih semua kebutuhan, kegiatan yang berkaitan sama rumah.
Jadi pada intinya, anak tetap anak kecil yang sulit mendengarkan, sulit diatur karena punya keinginan sendiri. Sementara ibu, adalah seorang manusia biasa yang bisa kelelahan, sakit dan terpancing emosinya.
Teman-teman yang punya pengalaman sama soal anak dan menjadi seorang ibu. Boleh yuk, share di kolom komen. Hehe..
Terima kasih, selamat pagiiii......
Comments
Post a Comment