Bonding antara bapak dan anak

Bonding time
A la
Ragil


Entah karena kebetulan anak kami lakilaki atau memang Ragil itu sosok yang ke-bapak-an banget. Atau mungkin sosok yang asyik bagi Maleek. Sampai-sampai Maleek itu seperti mengidolakan bapaknya sendiri (yang saya lihat seperti ini). Memang dari sejak bayi dibawah 1 tahun, saya sering bilang sama Ragil kalau bonding bapak dan anak bisa mempercepat perkembangan motorik anak. Ini saya pernah baca di artikel di website zwitsal. Dan bener tuh.. setiap libur kerja Ragil yang ambil alih tugas memandikan Maleek (sejak Maleek bisa duduk di tempat mandinya), menyuapi makan, membuatkan susu dan dia gak ragu untuk skin to skin ketika Maleek demam tinggi. Sebetulnya suami saya cukup punya skill merawat anak. Karena Maleek lahir dengan operasi sectio caesar, jadi 2 hari pertama semua di handle Ragil. Karena saya masih belajar duduk, miring dan berdiri.


2 hari, digantikan diapers, full begadang, digendong, bahkan Ragil lebih expert bikin bedong daripada saya.. haha. Dan itu berlanjut sampai saya sudah selesai masa pemulihan operasi. Cukup telaten ternyata suami saya.. alhamdulillah. Iya, sampai Maleek sering ngajak begadang karena setiap kali flu Maleek langsung sesek. Begadangnya bukan main, bisa dari jam 8 malam sampai jam 8 pagi. Mau sama siapa lagi? Kami gantian shift jaga berdua. Biasanya Ragil duluan yang tidur karena paginya dia harus kerja. Habis itu gantian saya yang jaga sampai Ragil pulang kerja.


Pernah, Maleek masuk rumah sakit harus opname sekitar 3 malam. Sampai Ragil memutuskan untuk cuti 5 hari karena Maleek cuma mau sama Ragil. Saya sendiri juga sering bingung, kenapa dia segitu dekatnya sama bapaknya yang padahal hampir 24 jam sama saya. Dan Ragil biasanya cuma ada 12 jam di rumah dan 12 jam lagi di tempat kerja. 12 jam nya di rumah itu termasuk waktu tidur yang sekitar 6-7 jam. Berarti waktu bonding Ragil dan Maleek hanya sekitar 5-6 jam sehari. Atau mungkin sebaliknya? Karena Maleek kangen sama bapaknya? Iya, mungkin karena itu juga ya..


Yang jelas, saya dan Ragil terbiasa untuk bagi shift. Haha harus iniii... iyaa.. harusss..


Selama Ragil kerja, Maleek full di rumah sama saya. Nah, setelah Ragil pulang kerja, saya langsung serah terima Maleek ke Ragil. Selama anak dengan bapaknya biasanya saya masak atau istirahat atau apa saja yang ingin saya lakukan tanpa digrecokin Maleek haha.. dan biasanya saya biarkan mereka berdua main. Meskipun sudah pasti kamar seperti kapal pecah tapi mau gimana lagi.. 

Beda kali ya, kalau saya tipe yang "maleek jangan manjat, jangan lompat, jangan main air, dan blabla lainnya". Kalau Ragil tipikal bapak yang "lakilaki banget" sering saya lihat mereka bikin genangan air di kamar mandi lalu pura-pura berenang, atau mereka bercanda seperti optimus prime dan bumble bee. Yang tidak ada di saya, ada di Ragil. Larilarian, dan saling menanggapi bercanda meskipun lagi akhirnya anak kecil yang nangis karena ini dan itu.


Meskipun begitu memanjakan Maleek, Ragil juga sosok yang tegas dan sedikit galak sebagai bapak. Dan kami sepakat, ketika anak ditegur tidak boleh ada yang menyelamatkan. Karena biasanya anak jadi bingung didik, dia juga akan memilih salah satu dari orang tuanya. 

Saya gak punya banyak tips untuk bonding time antara anak dan bapak. Karena pasti setiap bapak punya cara yang berbeda saat bonding. Tapi boleh saya share sebagai bacaan dan sebagai gambaran (semoga bermanfaat untuk yang masih bingung). 


Pertama..

Kasih space antara ibu, bapak dan anak. Saya kasih ruang untuk mereka berdua aja. Atau untuk bapak-bapak, ajak anaknya main keluar berdua. Dan biarkan para ibu-ibu leyeh-leyeh , me-time atau beres-beres dengan tenang di rumah. Gak perlu seharian, cukup 2 jam paling lama. Karena kadang peran ibu tidak bisa digantikan bapaknya lama-lama.

Kedua..

Bikin kesepakatan antara ibu dan bapak dalam mendidik anak. Jadi anak tidak bingung didik seperti tadi saya bilang. Buat peraturan yang disepakati bersama. Terkecuali cara bonding antar bapak dan anak, biarkan bapak sendiri yang menentukan bagaimana cara mereka bonding.

Ketiga..

Bekerja sama dengan suami, jangan ragu untuk minta tolong memandikan anak, menemani anak tidur malam, menyuapi makan, kasih obat ke anak, menggendong, bahkan meminta suami libur saat ibu sakit (ini jarang terjadi sih..tapi ketika suami libur saya sedang sakit. Saya minta Ragil untuk ambil alih semua soal Maleek terkecuali pekerjaan rumah.)

Keempat..

Jangan lupa memberikan pengertian kepada suami kebaikan bonding time antara bapak dan anak. Jangan sampai ada kesalah pahaman yang berujung suami merasa terbebani. Ini yang paling sulit, karena para suami harus punya kesadaran sendiri untuk membentuk hubungan baik dengan anak. Sekeren-kerennya mainan yang dibelikan bapak untuk anaknya. Tapi, hal terkeren bagi anak adalah bapaknya sendiri.

Nah 4 itu aja sih yang selama ini Ragil dan saya sepakati. Dan kadang tanpa bicara banyak kami sudah saling mengerti. Meskipun kadang sama-sama lelah dengan aktifitas masing-masing seharian. Tapi, jangan sampai anak kehilangan salah satu sosok dari 2 orang tuanya.


Saya pernah sharing ini sama sahabat saya, yessy.. belajar banyak dari yang sudah expert. Dan teman-teman yang lain soal hubungan baik antara bapak dan anak.. dan alhamdulillah, Maleek sepertinya ngefans berat sama bapaknya sampai-sampai gaya bicara, gaya berpakaian bapaknya ditiru semua sama Maleek.. haha.

Thanks for reading ya....

Comments